Masyarakat mengantri di SPBU Lampineung (depan asrama haji) Banda Aceh Senin (17/11/2014), pukul 11.30 WIB. Mereka mengantri hingga te...
![]() |
Masyarakat mengantri di SPBU Lampineung (depan asrama haji) Banda Aceh Senin (17/11/2014), pukul 11.30 WIB. Mereka mengantri hingga tengah malam karena mulai esok hari harga BBM naik. |
Harga premium menjadi Rp 8.500 dari Rp 6.500 per liter, sedangkan harga solar menjadi Rp 7.500 dari Rp 5.500 per liter. Kenaikan harga BBM ini diumumkan langsung Presiden Indonesia Joko Widodo, didampingi para menteri, Senin (17/11/2014) di Istana Merdeka, Jakarta.
Banyak yang menilai kebijakan pemerintah mengalihkan BBM bersubsidi ini justru semakin mencekik masyarakat, khususnya menegah ke bawah. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, dipastikan kenaikan BBM akan berdampak pada melonjaknya harga barang. Akhirnya, mau tidak mau masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan yang tidak ikut meningkat.
Inikah revolusi mental yang ditawarkan pemerintah bagi perubahan bangsa ini? Padahal belum genap sebulan pemerintahan baru Indonesia bekerja sejak Jokowi menduduki kursi kepresidenan dan dilantik 20 Oktober 2014 lalu. Banyak masyarakat yang menentang keras dan merasa sangat kecewa terhadap keputusan pemerintah karena dianggap tidak pro rakyat. Bahkan di beberapa media sosial seperti facebook dan twitter, masyarakat menumpahkan kekesalan mereka dan menyatakan penyesalannya telah mencoblos Jokowi-JK pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014 lalu. Kenaikan BBM bahkan menjadi trending tropic worldwide di twitter.
![]() |
Kenaikan harga BBM di Indonesia menjadi trending topic worldwide di twitter. |
Lebih nyata, bentuk protes masyarakat juga ditunjukkan dengan melakukan demo. Bahkan di sejumlah daerah, beberapa demo diberitakan berakhir rusuh. Di Kota Banda Aceh, antrian panjang kendaraan bermotor terlihat di hampir semua SPBU hingga tengah malam. Masyarakat mengantri untuk mengisi penuh kendaraan mereka sebelum harga BBM menjadi lebih mahal. Pemandangan ini sudah biasa setiap kali pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM.
Beruntung bagi mereka yang hidup berkecukupan apalagi mewah, karena mereka masih bisa hidup layak tanpa terusik dengan kebijakan pemerintah ini. Namun bagaimana dengan masyarakat kecil yang tidak memiliki penghasilan tetap? Yang pekerjaannya serabutan dan hanya mampu memenuhi kebutuhan makan? Tentunya ini menjadi beban baru dalam hidup mereka. Itu hanyalah sebagian keluh kesah dan kekhawatiran masyarakat akan nasib mereka. Jika kita melihat sekitar, masih ada banyak persoalan pelik lainnya yang timbul akibat naiknya harga BBM ini.
Diberitakan berbagai media baik cetak maupun online, kebijakan menaikkan harga BBM ini untuk menghemat anggaran belanja negara. Alasan lain, selama ini banyak masyarakat mampu yang juga ikut menikmati BBM bersubsidi, sehingga bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran. Ada juga alasan jika, anggaran BBM bersubsidi akan dialihkan dari sektor konsumtif ke produktif.
Terlepas dari wacana dan rencana untuk menyejahterakan dan memakmurkan masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, masyarakatlah yang merasakan dampak kenaikan BBM. Mulai sekarang, masyarakat dituntut bekerja lebih keras demi memenuhi kelangsungan hidup mereka. Keputusan sudah ditetapkan dan hidup juga terus berlanjut, sejahtera atau sengsara.

Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
COMMENTS